Ban akan habis masa pakainya rata-rata setelah jarak 40 ribu km, untuk jenis mobil penumpang. Mudahnya, tinggal lihat saja tanda TWI (tread wear indicator) yang terpampang di bagian Sidewall. Apabila ketebalan kembang ban sudah mencapai batas TWI tersebut, maka siap-siap merogoh kocek untuk mengganti ban.
Hanya saja sekarang ini mengingat naiknya beragam harga komponen kendaraan, tak terkecuali ban, bagaimana caranya agar pengeluaran rumah tangga tak terganggu, namun operasional kerja tetap lancar. Pertama yang harus diperhatikan saat mengganti ban ialah ukuran standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan. Kalau seandainya sudah pernah diganti, lihat kembali buku manual kendaraan untuk mengetahui ukuran aslinya. “Prinsipnya menggunakan ban merek apapun tergantung pemilik, yang penting ukurannya sesuai,”
Contoh; pada ban Toyota Kijang Krista yang menggunakan ban ukuran 195/70R15. Maka penggantinya sebaiknya juga memakai yang sama. Apabila ingin naik tingkat (diameter pelek membesar), ukuran yang direkomendasikan oleh pabrikan adalah toleransi 2 inci. Jadi untuk yang standarnya berukuran 15 inci, toleransi yang diterima maksimal dengan ban ukuran 17 inci.
Kemudian, cara termudah juga lihat di bagian telapak ban terdapat garis berwarna, atau kalau memang sudah hilang termakan waktu, bisa mengecek adanya rambut di ban. Cara terbaik tentu berkonsultasi dengan pihak yang lebih mengerti, seperti toko ban apabila ragu saat ingin mengganti ban. Kemungkinan garansi mobil hangus atau terjadi kesalahan pemasangan bisa diminimalkan dengan berkonsultasi.
Kalau ban yang terpakai rutin ditukar posisi, seharusnya tingkat kehabisan ban akan rata, baik untuk depan maupun belakang. Nah, untuk meringankan pengeluaran bisa mengganti ban 2 buah dulu, tapi ada syaratnya. Pertama tentu kembang ban harus lebih dari indikator minimal. Ban yang sudah tipis hanya membesarkan resiko kecelakaan! “Kemudian posisikan ban yang baru di bagian depan,” Ini bertujuan seandainya terjadi problem, seperti ban pecah, pengemudi masih bisa mengontrol kemudi.
Selanjutnya perhatikan tanggal produksi ban tersebut. Kode ini terletak dibagian sidewall ban. Walau tak harus baru banget, sebaiknya pilih ban yang tanggal produksinya belum setahun. Karena, sesusai aturan dari asosiasi bahwa masa garansi ban selama 3 tahun, maka ban tersebut masih memiliki garansi 2 tahun lagi.
Yang terakhir dan paling penting tentu masalah kantong. Seperti disebut diawal, pemilihan ban pengganti tak harus satu merek dengan aslinya.
Hanya saja sekarang ini mengingat naiknya beragam harga komponen kendaraan, tak terkecuali ban, bagaimana caranya agar pengeluaran rumah tangga tak terganggu, namun operasional kerja tetap lancar. Pertama yang harus diperhatikan saat mengganti ban ialah ukuran standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan. Kalau seandainya sudah pernah diganti, lihat kembali buku manual kendaraan untuk mengetahui ukuran aslinya. “Prinsipnya menggunakan ban merek apapun tergantung pemilik, yang penting ukurannya sesuai,”
Contoh; pada ban Toyota Kijang Krista yang menggunakan ban ukuran 195/70R15. Maka penggantinya sebaiknya juga memakai yang sama. Apabila ingin naik tingkat (diameter pelek membesar), ukuran yang direkomendasikan oleh pabrikan adalah toleransi 2 inci. Jadi untuk yang standarnya berukuran 15 inci, toleransi yang diterima maksimal dengan ban ukuran 17 inci.
Kemudian, cara termudah juga lihat di bagian telapak ban terdapat garis berwarna, atau kalau memang sudah hilang termakan waktu, bisa mengecek adanya rambut di ban. Cara terbaik tentu berkonsultasi dengan pihak yang lebih mengerti, seperti toko ban apabila ragu saat ingin mengganti ban. Kemungkinan garansi mobil hangus atau terjadi kesalahan pemasangan bisa diminimalkan dengan berkonsultasi.
Kalau ban yang terpakai rutin ditukar posisi, seharusnya tingkat kehabisan ban akan rata, baik untuk depan maupun belakang. Nah, untuk meringankan pengeluaran bisa mengganti ban 2 buah dulu, tapi ada syaratnya. Pertama tentu kembang ban harus lebih dari indikator minimal. Ban yang sudah tipis hanya membesarkan resiko kecelakaan! “Kemudian posisikan ban yang baru di bagian depan,” Ini bertujuan seandainya terjadi problem, seperti ban pecah, pengemudi masih bisa mengontrol kemudi.
Selanjutnya perhatikan tanggal produksi ban tersebut. Kode ini terletak dibagian sidewall ban. Walau tak harus baru banget, sebaiknya pilih ban yang tanggal produksinya belum setahun. Karena, sesusai aturan dari asosiasi bahwa masa garansi ban selama 3 tahun, maka ban tersebut masih memiliki garansi 2 tahun lagi.
Yang terakhir dan paling penting tentu masalah kantong. Seperti disebut diawal, pemilihan ban pengganti tak harus satu merek dengan aslinya.
Ban
akan habis masa pakainya rata-rata setelah jarak 40 ribu km, untuk
jenis mobil penumpang. Mudahnya, tinggal lihat saja tanda TWI (tread
wear indicator) yang terpampang di bagian Sidewall. Apabila ketebalan
kembang ban sudah mencapai batas TWI tersebut, maka siap-siap merogoh
kocek untuk mengganti ban.
Hanya saja sekarang ini mengingat naiknya beragam harga komponen kendaraan, tak terkecuali ban, bagaimana caranya agar pengeluaran rumah tangga tak terganggu, namun operasional kerja tetap lancar. Pertama yang harus diperhatikan saat mengganti ban ialah ukuran standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan. Kalau seandainya sudah pernah diganti, lihat kembali buku manual kendaraan untuk mengetahui ukuran aslinya. “Prinsipnya menggunakan ban merek apapun tergantung pemilik, yang penting ukurannya sesuai,”
Contoh; pada ban Toyota Kijang Krista yang menggunakan ban ukuran 195/70R15. Maka penggantinya sebaiknya juga memakai yang sama. Apabila ingin naik tingkat (diameter pelek membesar), ukuran yang direkomendasikan oleh pabrikan adalah toleransi 2 inci. Jadi untuk yang standarnya berukuran 15 inci, toleransi yang diterima maksimal dengan ban ukuran 17 inci.
Kemudian, cara termudah juga lihat di bagian telapak ban terdapat garis berwarna, atau kalau memang sudah hilang termakan waktu, bisa mengecek adanya rambut di ban. Cara terbaik tentu berkonsultasi dengan pihak yang lebih mengerti, seperti toko ban apabila ragu saat ingin mengganti ban. Kemungkinan garansi mobil hangus atau terjadi kesalahan pemasangan bisa diminimalkan dengan berkonsultasi.
Kalau ban yang terpakai rutin ditukar posisi, seharusnya tingkat kehabisan ban akan rata, baik untuk depan maupun belakang. Nah, untuk meringankan pengeluaran bisa mengganti ban 2 buah dulu, tapi ada syaratnya. Pertama tentu kembang ban harus lebih dari indikator minimal. Ban yang sudah tipis hanya membesarkan resiko kecelakaan! “Kemudian posisikan ban yang baru di bagian depan,” Ini bertujuan seandainya terjadi problem, seperti ban pecah, pengemudi masih bisa mengontrol kemudi.
Selanjutnya perhatikan tanggal produksi ban tersebut. Kode ini terletak dibagian sidewall ban. Walau tak harus baru banget, sebaiknya pilih ban yang tanggal produksinya belum setahun. Karena, sesusai aturan dari asosiasi bahwa masa garansi ban selama 3 tahun, maka ban tersebut masih memiliki garansi 2 tahun lagi.
Yang terakhir dan paling penting tentu masalah kantong. Seperti disebut diawal, pemilihan ban pengganti tak harus satu merek dengan aslinya.
- See more at: http://taci.or.id/v1/tips-memilih-ban-mobil-yang-tepat.htm/#sthash.YZ5EXLnO.dpuf
Hanya saja sekarang ini mengingat naiknya beragam harga komponen kendaraan, tak terkecuali ban, bagaimana caranya agar pengeluaran rumah tangga tak terganggu, namun operasional kerja tetap lancar. Pertama yang harus diperhatikan saat mengganti ban ialah ukuran standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan. Kalau seandainya sudah pernah diganti, lihat kembali buku manual kendaraan untuk mengetahui ukuran aslinya. “Prinsipnya menggunakan ban merek apapun tergantung pemilik, yang penting ukurannya sesuai,”
Contoh; pada ban Toyota Kijang Krista yang menggunakan ban ukuran 195/70R15. Maka penggantinya sebaiknya juga memakai yang sama. Apabila ingin naik tingkat (diameter pelek membesar), ukuran yang direkomendasikan oleh pabrikan adalah toleransi 2 inci. Jadi untuk yang standarnya berukuran 15 inci, toleransi yang diterima maksimal dengan ban ukuran 17 inci.
Kemudian, cara termudah juga lihat di bagian telapak ban terdapat garis berwarna, atau kalau memang sudah hilang termakan waktu, bisa mengecek adanya rambut di ban. Cara terbaik tentu berkonsultasi dengan pihak yang lebih mengerti, seperti toko ban apabila ragu saat ingin mengganti ban. Kemungkinan garansi mobil hangus atau terjadi kesalahan pemasangan bisa diminimalkan dengan berkonsultasi.
Kalau ban yang terpakai rutin ditukar posisi, seharusnya tingkat kehabisan ban akan rata, baik untuk depan maupun belakang. Nah, untuk meringankan pengeluaran bisa mengganti ban 2 buah dulu, tapi ada syaratnya. Pertama tentu kembang ban harus lebih dari indikator minimal. Ban yang sudah tipis hanya membesarkan resiko kecelakaan! “Kemudian posisikan ban yang baru di bagian depan,” Ini bertujuan seandainya terjadi problem, seperti ban pecah, pengemudi masih bisa mengontrol kemudi.
Selanjutnya perhatikan tanggal produksi ban tersebut. Kode ini terletak dibagian sidewall ban. Walau tak harus baru banget, sebaiknya pilih ban yang tanggal produksinya belum setahun. Karena, sesusai aturan dari asosiasi bahwa masa garansi ban selama 3 tahun, maka ban tersebut masih memiliki garansi 2 tahun lagi.
Yang terakhir dan paling penting tentu masalah kantong. Seperti disebut diawal, pemilihan ban pengganti tak harus satu merek dengan aslinya.
- See more at: http://taci.or.id/v1/tips-memilih-ban-mobil-yang-tepat.htm/#sthash.YZ5EXLnO.dpuf